gloanna.com – Masa emas atau golden age dalam tumbuh kembang anak merupakan periode paling krusial dalam membentuk kualitas sumber daya manusia di masa depan. Masa ini terjadi sejak anak dilahirkan hingga usia 5 tahun, ketika otak anak berkembang sangat cepat dan responsif terhadap rangsangan dari lingkungan sekitar.

Para pakar kesehatan anak dan pendidikan sepakat bahwa intervensi yang tepat pada masa emas akan berdampak jangka panjang terhadap kecerdasan, kesehatan mental, perilaku, hingga keberhasilan anak di masa dewasa.

Otak Anak Berkembang Pesat di Masa Emas

Menurut data dari UNICEF dan WHO, sekitar 80% perkembangan otak anak terjadi dalam tiga tahun pertama kehidupannya. Pada masa ini, setiap detik terdapat lebih dari satu juta koneksi saraf yang terbentuk di otak anak. Proses ini sangat dipengaruhi oleh kualitas interaksi anak dengan orang tua, pengasuh, dan lingkungannya.

“Stimulasi dini seperti bermain, membaca, menyanyi, dan berbicara sangat penting. Hal-hal sederhana ini bisa merangsang perkembangan bahasa, kognitif, dan emosional anak secara optimal,” ujar dr. Resti Andini, Sp.A, pakar tumbuh kembang anak dari RSAB Harapan Kita, Jakarta.

Peran Gizi dan Lingkungan

Kecukupan gizi menjadi faktor utama dalam mendukung perkembangan otak dan fisik anak. Kekurangan zat gizi mikro seperti zat besi, yodium, dan asam lemak omega-3 dapat menyebabkan gangguan kognitif dan tumbuh kembang yang tidak optimal.

Selain itu, lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang juga sangat memengaruhi tumbuh kembang anak. Anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh stres, kekerasan, atau pengabaian berisiko mengalami hambatan perkembangan serta gangguan perilaku di kemudian hari.

Pemerintah Dorong Program Intervensi Dini

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan telah meluncurkan berbagai program untuk mengoptimalkan masa emas anak, seperti Program 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan), posyandu, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), hingga Bunda PAUD di tiap desa.

“Intervensi pada masa emas tidak bisa ditunda. Setiap anak Indonesia berhak mendapatkan awal kehidupan yang terbaik,” tegas Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam acara Hari Anak Nasional 2025 di Jakarta.

Peran Orang Tua Sangat Vital

Psikolog anak, Anna Surti Ariani, MPsi, menyatakan bahwa orang tua memegang peranan vital sebagai pendidik pertama dan utama anak. “Orang tua perlu hadir secara aktif, tidak hanya secara fisik tetapi juga emosional. Keteladanan, kasih sayang, dan komunikasi dua arah akan menjadi bekal berharga dalam kehidupan anak.”

Ia juga menambahkan pentingnya deteksi dini terhadap gangguan perkembangan Website. Pemeriksaan rutin di posyandu dan konseling tumbuh kembang anak sebaiknya dilakukan sejak dini.

 

Masa emas anak bukan sekadar fase biasa dalam pertumbuhan, melainkan periode emas yang menentukan kualitas generasi masa depan. Investasi terbaik yang bisa dilakukan oleh orang tua, masyarakat, dan negara adalah memberikan perhatian, kasih sayang, dan pendidikan yang layak kepada anak di masa awal kehidupannya.